seratus komputer. Setiap instalasi komputer baru, Anda harus mencari I P yang
belum terpakai atau I P akan bentrok. Belum lagi komputer yang rusak dan |
diganti sehingga Anda harus mengingat kembali alamat IP yang lama, maka |
munculah ide untuk mengotomatisasi pengalamatan IP dengan DHCP |
Komputer yang telah dikonfigurasikan agar menggunakan DHCP, sewaktu |
dihidupkan akan mencari apakah di Network terdapat DHCP Server dan komputer |
tersebut akan berteriak: hai, saya mau menyewa IP, apakah ada yang |
menawarkannya? . DHCP Server yang mendengar adanya pihak yang mencari |
akan berkata ok, saya adanih I P untuk disewakan, nomornya adalah sebagai |
berikut bla bla bla.......... Apakah Anda tertarik? . Komputer yang mendapatkan |
penawaran dari DHCP Server ini akan memilih dari sekian penawar an I P secara |
acak jika dalam network terdapat beberapa DHCP Server. Ketika pilihan sudah |
diputuskan, komputer akan mengatakan ke salah satu DHCP Server ok, saya |
akan meminjamnya dari Anda DHCP Ser ver . DHCP Ser ver akan menjawab lagi |
untuk terakhir kalinya ok . |
Proses penyewaan alamat IP seara teknis adalah: |
1. Client mengirimkan broadcast DHCPDISKCOVER untuk mencari DHCP Server. |
2. DHCP Server yang tersedia mengirimkan DHCPOFFER serta IP dan waktu |
3. Client yang menerima penawar an IP dari DHCP Ser ver mengirimkan |
4. Proses terakhir, DHP Server mengirimkan DHPPACK. |
Sebenarnya ketika DHCP Server menyewakan IP ke komputer client, DHCP |
Server akan mengatakan, OK, saya akan m enyewakan IP ini untuk Anda selama |
sekian hari . Agar komputer client bisa tetap aktif dan berkomunikasi dalam
jaringan, maka penyewaan IP perlu dilakukan penyewaan kembali sebelum |
masa akhir penyewaan IP habis. |
Komputer client akan secara otomatis memperbaharui penyewaan I P ketika |
mencapai 50% dari masa waktu penyewaan dengan mengirimkan |
DHCPREQUEST ke DHCP Server. Jadi misalkan saja penyewaan IP adalah 8 hari, |
maka pada hari ke 4, komputer client akan mencoba memperbaharui |
penyewaan I P ini secara otomatis. Andaikan saja pada saat penyewaan |
mencapai 50% dan penyewaan IP kembali gagal dilakukan karena DHCP server |
sedang diperbaiki, maka komputer secara otomatis akan mencoba lagi |
memperbaharui penyewaan IP pada saat masa sewa mencapai 87.5% . |
Bagaimana jika komputer client tetap tidak dapat memperbaharui masa |
penyewaan I P ter sebut? Maka tidak seperti hukum di Indonesia yang bisa |
seenaknya dimainkan, komputer client harus melepaskan IP yang telah disewa |
dan mencari DHCP server yang lain atau tidak mendapatkan alamat I P yang |
Instalasi DHCP Server pada Windows 2003 |
Sebelumnya sudah kita bicarakan setting IP otomatis yang akan mengambil |
konfigurasi IP melalui DHCP Server, pada bagian ini akan kita lihat bagaimana |
melakukan instalasi dan pemakaian dari DHCP server. |
Windows 2003 seperti juga pada server pendahulunya ( Windows 2000 NT) |
sudah mengikutsertakan servies untuk berfungsi sebagai DHCP server . |
Walaupun services dari DHCP ini tidak terinstalasi secara default, tapi Anda bisa |
menginstalnya dengan sangat mudah, yaitu melalui menu: |
Panel > Add Or Remove Programs > Add/ Re move Windows |
Components > Networking Services > Dynamic Host Configuration |
Protocol (DHCP).
Tugas DHCP server adalah memberikan IP atau yang lebih dikenal, menyewakan |
IP ke client. IP apa saja yang disewakan ke client? IP yang ditawarkan atau |
biasanya range I P yang ditawarkan oleh DHCP server disebut sebagai scope. |
Misalkan Anda mempunyai scope antara 10.10.1.1 s/d 10.10.1.3, artinya DHCP |
server Anda bisa memberikan IP ke tiga komputer sekaligus, yaitu 10.10.1.1, |
10.10.1.2, dan 10.10.1.3. |
Biasanya saya memberikan range IP secara lengkap ke dalam DHCP. Jadi |
misalkan network saya menggunakan IP 192.168.0.0/ 24 ( subnet mask |
255.255.255.0 jika Anda lupa dengan arti dari angka 24 ini) atau 192.168.0.1- |
192.168.0.254 maka saya akan membuat range Start IP address dengan nilai |
192.168.0.1 dan End IP address dengan nilai 192.168.0.254. Bagaimana jika |
nomor IP 192.168.0.9 dan 192.168.0.10 sudah terpakai untuk ser ver saya? |
Apakah tidak bentr ok jika DHCP masih tetap menawarkannya? Tentu saja akan |
bentrok jika DHCP server Anda menawarkannya, karena itulah nantinya harus |
Anda set agar IP yang sudah digunakan jaringan lagi ditawarkan melalui pilihan |
Sebagai sedikit gambar an dalam perancangan penggunaan IP, misalkan saya |
mempunyai network range yang digunakan 192.168.0.1 s/ d 192.168.0.254, |
maka saya akan tetapkan, semua server harus menggunakan I P permanen |
antara 192.168.0.1-192.168.20, untuk alat network seperti swicth, router dan |
lain-lain akan menggunakan range IP 192.168.0.21- 192.168.0.50. Nantinya pada |
DHCP server saya tinggal set agar range IP dari 192.168.0.1 s/ d 192.168.0.50 |
harus di- exclude atau tidak boleh ditawarkan ke client. Pada saat pemasangan |
server baru, saya tinggal menggunakan salah satu IP dari range I P 192.168.0.1- |
192.168.0.20 dan tidak perlu melakukan apapun pada DHCP server yang sedang |
berjalan. Tentu saja Anda bisa melebarkan range I P untuk server maupun alat- |
alat komunikasi sesuai dengan kebutuhan Anda dan nantinya.
Untuk mengaktifkan sebuah scope, klik gambar server kemudian pilih |
. Kolom Start IP address dan End IP |
address meminta Anda agar memasukan alamat IP awal dan alamat IP akhir |
yang akan digunakan. Karena saya menggunakan network 192.168.0.0/24 maka |
saya bisa memasukan IP 192.168.0.1 pada kolom Start Ip address sedangkan |
pada kolom End Ip address dimasukan IP 192.168.0.254 (ingat alamat |
192.168.0.0 dan 192.168.0.255 tidak bisa digunakan). Selain Start IP address |
dan End IP address Anda juga harus mengisi subnet mask yang digunakan |
dalam bentuk jumlah bit (length) atau dalam bentuk desimal. |
Seperti yang telah saya jelaskan, Anda bisa memasukan IP dalam scope yang |
tidak boleh disewakan ke client pada bagian Add Exculusions . Pada bagian ini |
Anda bisa memasukan per IP secara satu persatu atau dalam suatu range. Disini |
terlihat betapa membantunya desain penggunaan I P yang telah saya lakukan |
sehingga saya hanya perlu memasukan I P r ange 192.168.0.1 s/ d 192.168.0.50 |
dari pada saya harus memasukannya satu per satu IP yang digunakan oleh |
server dan alat-alat komunikasi jaringan. |
Untuk memasukan IP satu per satu, Anda bisa memasukannya dalam Star t IP |
address dan End IP address dengan IP yang sama. Jadi misalkan Anda |
mempunyai satu IP yang harus di- exclude yaitu 192.168.0.100, maka masukan |
IP 192.168.0.100 dalam kolom Start IP address maupun End IP address |
Durasi penawaran-penawaran IP oleh DHCP server ke client dimasukkan ke |
dalam bagian Lease Duration . Jadi pada bagian inilah Anda |
menentukan berapa lama sebuah komputer yang meminjam IP dari DHCP server |
harus memperbarui IP yang telah dipinjamnya. Secara default, waktu yang terisi |
adalah 8 hari yang tentu saja sudah cukup lama. Semakin lama waktu sewa |
tentunya lalu lintas data pada jaringan Anda juga akan semakin sedikit; tapi
saya sendiri lebih suka waktu penyewaan atau lease dur ation selama 1 hari |
selama suatu jaringan belum benar- benar dir ancang dengan sangat baik. Hal ini |
dilakukan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan kebijakan seperti alamat |
server DNS yang berubah dan lain-alin. Dengan lease dur ation 1 hari, kenaikan |
lalu lintas data akan cukup terasa jika ter dapat ratusan komputer karena proses |
pembaruan dan penyewaan menggunakan sekitar empat kali 576 bytes. Setelah |
mendapatkan network yang lebih mantap, Anda bisa secara bertahap menaikan |
lease duration secara bertahap. |
Selain konfigurasi IP yang disewakan ke client, Anda juga bisa mengatur alamat |
DNS, Default Gateway dan lain-lain . Dengan demikian, penyewaan |
IP oleh client berupa satu paket lengkap dengan seting alamat DNS, Default |
gateway dan lain-lain, dan karean alasan inilah saya lebih suka dengan lease |
duration selama 24 jam. Andaikan terjadi perubahan alamat DNS dan perubahan |
Gateway saya bisa segera memasukannya ke dalam DHCP server sehingga client |
tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan data yang terbaru, atau |
saya tidak perlu mendengar terlalu lama omelan-omelan yang segera datang |
Pilihan pertama yang bisa Anda informasikan konfigurasi tambahan pada I P |
adalah alamat default gateway . Alamat default gateway ini |
biasanya merupakan alamat dari router jika Anda terhubung dengan WAN atau |
Internet. Default gateway bisa dikatakan sebagai alamat yang Anda tuju ketika |
berhubungan dengan network lain yang tentu saja selain network lokal. |
Komunikasi dengan network lokal tidak akan bisa melalui default gateway, |
karena itu Anda tidak bisa merancang dua network yang dihubungkan dengan |
leased line dan router dengan alamat network yang sama. |
Pada bagian selanjutnya, Anda bisa memasukan domain yang digunakan dalam |
network pada kolom Parent Domain yang dalam contoh ini adalah |
jasakom.com. Selanjutnya, pada kolom Server name dan IP
address digunakan untuk memberikan infor masi lokasi DNS server dalam |
network. Anda bisa m emasukan nama server dari DNS server saja jika tidak |
hafal dengan alamat IP-nya dan mengklik tombol Resolve , maka alamat I P dari |
nama DNS yang dimasukan akan diisi secara otomatis. Selanjutnya jangan lupa |
Setelah seting domain dan informasi DNS, Anda bisa juga memasukan lokasi |
WINS. Anda tidak perlu lagi memasukan atau menggunakan WINS |
ini jika network atau jaringan yang digunakan minimal adalah Windows 2000 |
dan XP. WINS sebenarnya sudah hendak dimatikan oleh Microsoft semenjak |
Microsoft memutuskan untuk menggunakan TCP/IP sebagai protokol utamanya. |
Langkah terakhir adalah mengaktifkan DHP server yang telah diseting agar bisa |
segara menajalankan tugasnya. Untuk mengaktifkan DHCP ser ver ini, Anda |
tinggal memilih pilihan Yes, I want to activate this scope now . |
Setelah DHCP server aktif, Anda akan melihat gambar server DHCP dan juga |
berbagai informasi yang penting bagi administrator . Beberapa hal |
yang bisa Anda lihat adalah nama scope, kemudian Address Pool yang |
menginformasikan range dari IP yang boleh dan tidak boleh ( exclude) diber ikan |
ke DHCP client. Address Leases menunjukkan IP yang telah disewa oleh client |
dan informasi nama komputer yang menyewa I P tersebut serta kapan I P yang |
disewa akan habis masa waktunya ( expir ed). Reservation digunakan untuk |
menunjukkan pemberian alamat IP tertentu pada komputer yang tetap ( akan |
kita bahas nantinya) . Scope Option adalah tambahan informasi pada setting IP |
yang telah kita berikan seperti informasi DNS dan informasi Default gateway. |
Pada bagian terakhir, yaitu Server Option sebenarnya tidak terlalu banyak |
berguna karena digunkan hanya j ika Anda mempunyai banyak scope dalam satu |
DHCP server. Daripada melakukan setting informasi DNS server pada setiap |
scope, Anda bisa melakukan setting pada Ser ver Option yang akan menjadi |
default setting pada semua scope.
|
|
|
2 komentar:
saya izin copas
makasih gan artikelnya sangat bagus..
Posting Komentar